Abdul Latief Hendraningrat (lahir di Jakarta, 15 Februari 1911 –
meninggal di Jakarta, 14 Maret 1983 pada umur 72 tahun) adalah seorang
prajurit PETA berpangkat Sudanco pengerek bendera Sang Saka Merah
Putih tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56. Ketika itu
ia juga ditunjuk sebagai penanggung jawab keamanan upacara sebab ia
pernah menjadi Sudanco Peta di Jakarta.
Abdul Latief Hendraningrat mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Hukum.
Saat menjadi mahasiswa itu ia sekaligus mengajar bahasa Inggris di
beberapa sekolah menengah swasta, seperti yang dikelola oleh
Muhammadiyah dan Perguruan Rakyat. Ia pernah dikirim oleh pemerintah
Hindia Belanda ke World Fair di New York, sebagai ketua rombongan tari.
Dalam masa pendudukan Jepang ia giat dalam Pusat Latihan Pemuda (Seinen Kunrenshoo),
kemudian menjadi anggota pasukan Pembela Tanah Air (Peta). Pasukan PETA
Latief bermarkas di bekas markas pasukan kavaleri Belanda di Kampung
Jaga Monyet, yang kini bernama jalan Suryopranoto di depan Harmoni.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Latief Hendraningrat terlibat dalam
berbagai pertempuran. Ia menjabat komandan Komando Kota ketika Belanda
menyerbu Yogyakarta (1948). Setelah berhasil keluar dari Yogyakarta yang
sudah terkepung, ia melakukan gerilya. Setelah penyerahan kedaulatan,
Hendraningrat mula-mula ditugaskan di Markas Besar Angkatan Darat,
kemudian ditunjuk sebagai atase militer Rl untuk Filipina (1952), lalu
dipindahkan ke Washington hingga tahun 1956. Sekembalinya di Indonesia
ia ditugaskan memimpin Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SSKAD,
yang kini menjadi Seskoad). Jabatannya setelah itu antara lain rektor
IKIP Negeri Jakarta (1965). Pada tahun 1967 Hendraningrat memasuki masa
pensiun dengan pangkat brigadir jenderal. Sejak itu ia mencurahkan
segala perhatian dan tenaganya bagi Yayasan Perguruan Rakyat dan
organisasi Indonesia Muda.